Kamis, 31 Mei 2012

Tips Sukses Bekerja Dalam Kelompok


Percaya atau ngga, yang namanya bekerja dalam kelompok itu salah satu kegiatan yang menarik. Bekerja dalam kelompok itu sama saja seperti kita bermain bersama teman-teman tapi dengan dibubuhi sebuah tugas. Ngga Cuma hal-hal seru yang kita dapat, didalam bekerja bersama kelompok kita juga mendapatkan banyak sekali manfaat tentunya.
Kalau tugas yang kita kerjakan itu sulit, dengan kerja kelompok tugas yang harusnya sulit dipikul sendiri akan terasa ringan karena dikerjakan bersama-sama. Tetapi ngga hanya karena bersama-sama kita mengerjakan, kita juga harus efektif dalam mengerjakan tugas tersebut dalam kelompok. Agar terdapat keefektifan dalam kelompok, dalam kelompok tersebut harus ada kesamaan tujuan. Kesamaan tujuan disini dimaksudkan agar dalam kerja kelompok tugas lebih terkendali. Selain dengan adanya kesamaan tujuan, setiap orang itu harus lebih mementingkan prioritas kelompok daripada prioritas masing-masing individu, hal ini bertujuan agar ego kita lebih berkurang dan dapat menghargai satu sama lain.
Kunci sederhana dalam bekerja kelompok itu adalah adanya komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya sesama kelompok. Selain komunikasi yang baik, rasa percaya terhadap teman sekelompok juga penting, karena rasa saling percaya ini akan menumbuhkan komitmen pada setiap anggota. Rasa saling percaya ini juga memberikan kenyamanan bagi setiap individu untuk saling bertukar pikiran dan berbagi ketika adanya masalah yang timbul.
gimana kita mau ngasih tugas atau kepercayaan sama temen kita kalau dalam diri kita udah ada rasa ngga percaya sama temen sendiri? Maka dari itu rasa percaya itu penting J Jika rasa percaya dan komunikasi telah terjalin dengan baik dan lancar, potensi untuk membuat tim atau kelompok kerja untuk maju itu… Banyak!  
Setiap kelompok harus memiliki pemimpin kelompok juga, dengan tujuan kerja dalam kelompok lebih terurus dan tertuju berkat adanya pemandu dalam kelompok. Sebagai pemimpin yang baik, sang pemimpin harus pintar menempatkan dirinya dalam kondisi apapun. Misalnya, ketika para anggota kelompok berada dalam keterpurukan, si pemimpin kelompok harus bias memotivasi [ara anggota kelompoknya agar tetap semangat dan tidak tetap pada keterpurukannya. Untuk sang pemimpin kelompok, banyak tips juga nih supaya tidak sulit dalam menjadi pemimpin dan sukses dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin kelompok.
Sebagai pemimpin tim, sifat bijaksana kalian tuh harus keluar agar para anggota kelompok juga respect sama kamu. Rasa saling mengerti dan memahami sebagai nketua kelompok juga harus ada, agar sang pemimpin kelompok bias menjadi penengah atau menjadi penasehat bagi para anggota yang kurang mengerti. Rasa saling mengerti dan memahami sebenarnya bukan hanya untuk sang ketua kelompok, para anggota juga harus memiliki sifat itu pada anggota lainnya. Rasa saling mengerti dan memahami ini bisa juga dimulai melalui sharing-sharing kecil tentang pengalaman setiap individunya, diharapkan setelah adanya sharing bisa menambah rasa saling mengerti dan memahami.
Dalam memahami seseorang, sebelumnya kita harus memiliki sifat yang penting juga nih, yaitu menghargai. Sang pemimpin kelompoki harus bias menghargai anggotanya dan harus member dorongan agar tercapai tujuan kelompok tersebut. Kita harus bisa menghargai  seseorang kalau kita mau dihargai juga. Dengan maksud, apabila mau dihormatin, hormati dulu yang lainnya JJJ
Mungkin segini aja yang bias dikasih buat tips-tips dan masukan supaya kerja kelompok menjadi sukses dan lebih menyenangkan. Semoga bermanfaat ya buat kita semua J

Soal Dan Pembahasan Ekonomi (part 1)


32. MPC = 0,75
       MPS = …?
       MPC + MPS = 1
       MPS = 1 – MPC
                 = 1 – 0,75
                  = 0,25

36. Y = 8.000.000
      C = 1.500.000 + 0,70
      S = …? (-a + ( 1-b ) Y)
      S = -1.500.000 + 0,30 (8.000.000)
      S = -1.500.000 + 2.400.000
         = 900.000
37. C = 10 + 3/5 Y
       Y = 60
       S = …? (-a + ( 1-b ) Y)
       S = -10 + 2/5 (60)
       S = -10 + 24
          = 14

38.C = 600M + 0,7 Y
      Y = 30.000
      S = …? (-a + ( 1-b ) Y)
      S = -600 + 0,3 (30.000)
      S = -600 + 9000
      S = 8400


39.C = 70.000 + 0,25 Y
      Y = 160.000
      S = …? (-a + ( 1-b ) Y)
      S = -70.000 + 25/100 (160.000)
      S = -70.000 + 40.000
      S = 30.000

Minggu, 20 Mei 2012

Penerapan Konsep Reaksi Redoks dalam Pengolahan Limbah (Lumpur Aktif)


Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.

Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.
Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah satu teknik saja, yaitu teknik lumpur aktif (activated sludge).

Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium,
dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan- gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.

 Metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri dan sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reactor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah.

Tahapan-tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.
2. Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.
3. Tahap sekunder
Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti H2S dan NH3 sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.
4. Tahap tersier
Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar terurai, dan padatan anorganik. Contoh-contoh perlakuan pada tahap ini sebagai berikut:
a. Nitrifikasi/denitrifikasi
Nitrifikasi adalah pengubahan amonia (NH3 dalam air atau NH4+) menjadi nitrat (NO3-) dengan bantuan bakteri aerobik. Reaksi:
2 NH4+(aq) + 3 O2(g) -> 2 NO2-(aq) + 2 H2O(l) + 4 H+(aq)
2 NO2- (aq) +O2(g)à2 NO3- (aq)
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi gas nitrogen bebas seperti N2, NO, dan NO2.
Senyawa NO3 à gas nitrogen bebas
b. Pemisahan fosfor
Fosfor dapat dipisahkan dengan cara koagulasi/ penggumpalan dengan garam Al dan Ca, kemudian disaring.
Al2(SO4)3+14H2O(s) + 2 PO43-(aq)à2 AIPO4(s) + 3 SO42-(aq) + 14 H2O(l)
5 Ca(OH)2(s) + 3 HPO42-(aq)à Ca5OH(PO4)3(s) + 6 OH-(aq) + 3 H2O(l)
c. Adsorbsi oleh karbon aktif untuk menyerap zat pencemar, pewarna, dan bau tak sedap.
d. Penyaringan mikro untuk memisahkan partikel kecil seperti bakteri dan virus.
e. Rawa buatan untuk mengurai materi organik dan anorganik yang masih tersisa dalam air limbah.
5. Disinfektan
Disinfektan ditambahkan pada tahap ini untuk menghilangkan mikroorganisme seperti virus dan materi organic penyebab bau dan warna. Air yang keluar dari tahap ini dapat digunakan untuk irigasi atau keperluan industri, contoh: Cl2. Reaksi: Cl2(g) + H2O(l)àHClO(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
6. Pengolahan padatan lumpur
Padatan lumpur dari pengolahan ini dapat diuraikan bakteri aerobik atau anaerobik menghasilkan gas CH4 untuk bahan bakar dan biosolid untuk pupuk.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya metode lumpur aktif  menemui kendala-kendala seperti:
1. Diperlukan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, karena prosesnya berlangsung lama.
2. Menimbulkan limbah baru yakni lumpur bulki akibat pertumbuhan mikroba berfilamen yang berlebihan.
3. Proses operasinya rumit karena membutuhkan pengawasan yang cukup ketat.